YOGYAKARTA -- Sebanyak 130 guru seni rupa dari berbagai daerah di Indonesia gelar Pameran Seni Rupa Tingkat Nasional ke 6 di Taman Budaya Yogyakarta, Sabtu- Kamis (1 – 6/8/2015). Mereka berasal dari Makasar, Padang, Lampung, Palangkaraya, Jambi, Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur tergabung dalam Edu Art Forum.
"Tidak kurang dari 130 karya dengan berbagai gaya dan media akan dipajang selama pameran yang bertajuk PRO eduART EXPRESSIO 2015," kata Mahyar Suryaman, Koordinator Edu Art Forum di Yogyakarta, Sabtu (1/8/2015).
Dijelaskan Mahyar, pameran ini dimaksudkan untuk mengembangkan profesionalisme dan kemampuan guru, khususnya guru seni rupa. Pameran ini sebagai agenda tahunan dan merupakan salah satu upaya untuk memberi wadah bagi para guru seni rupa untuk berekspresi menampilkan karyanya dan saling bertukar pengalaman di sela-sela kesibukan mengajar di sekolah masing-masing.
"Ajang ini juga dimaksudkan untuk membawa semangat berkreasi kepada para pendidik/guru untuk bisa lebih kreatif dan produktif dalam berkarya," kata Mahyar.
Sebagai seorang pendidik profesional, lanjut Mahyar, para guru dituntut untuk dapat bertanggung jawab secara akademis sekaligus bertanggung jawab sebagai seorang seniman. Yaitu, untuk selalu mengasah diri, mempertajam intuisi, sekaligus membasuh profesi dengan ragam prestasi.
"Prestasi terbesar seorang guru seni adalah memahkotai karyanya dalam membimbing para siswanya, mengantar ke gerbang kedewasaannya, di antaranya siswa menjadi mampu bersaing meraih prestasi," ujarnya.
Pameran ini juga menjadi pembuktian diri pada kompetensinya sebagai guru seni. Guru seni harus mampu melahirkan karya-karya seni bermakna sesuai mimbar kompetensinya.
Tanpa pernah memamerkan karyanya, memperlihatkan karya kreatifnya, kata Mahyar, guru seni akan menjadi sekadar “raja ruang kelas tanpa mahkota”. Keunggulan kompetitifnya sebagai seorang guru akan memudar kemudian hilang ditelan zaman, terhapus tanpa kenangan. "Pameran ini tentunya diharapkan menjadi ruang presentasi kreatif yang ideal bagi para guru seni," tandasnya.
Sementara Timbul Raharjo, Dosen ISI Yogyakarta yang membuka pameran mengatakan guru seni harus bisa memberikan contoh kepada anak didiknya dengan pameran. Sebab tanpa mengikuti pameran, kemampuan guru seni tidak berkembang. "Kalau nanti karya seni anak didiknya lebih baik, itu wajar," kata Timbul. n