
Hizkia Andrian Kristianto
31180191
Mahasiswa Fakultas Bioteknologi UKDW Yogyakarta
Email: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Sungai Gajah Wong termasuk sungai besar yang ada di Yogyakarta. Sungai seluas 46,082 km2 dan mempunyai panjang 22,81 km ini melintasi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul serta bermuara di Laut Selatan.
Dahulu Gajah Wong ini merupakan sungai yang bersih, kaya akan sumber daya alam. Namun kini keadaanya sudah berubah yang dipengaruhi banyaknya aktivitas penduduk di sepanjang daerah aliran sungai (DAS).
Keberadaan industri dan permukiman penduduk yang membuang limbah ke sungai menghilangkan pesona Gajah Wong. Sungai ini sekarang berisikan air yang mengandung toksik yang didominasi senyawa Crom (Cr) dan bisa menyebabkan penyakit atau kematian bagi masyarakat yang mengonsumsinya. Senyawa Cr juga berpengaruh terhadap aspek kehidupan lain seperti ekosistem organisme.
Sungai Gajah Wong. (foto : istimewa)
Suatu lingkungan khususnya sungai dikatakan tercemar jika sudah mengalami perubahan signifikan dalam struktur lingkungannya. Air tidak lagi berwarna bening dan jernih. Perubahan ini akibat masuknya benda asing atau zat lain ke dalam air sehingga memberikan pengaruh buruk terhadap organisme yang hidup dengan baik dalam struktur lingkungan.
Limbah industri yang berupa Cr merupakan racun bagi makhluk hidup di sungai. Cr adalah suatu unsur yang banyak masuk ke badan sungai sehingga mempengaruhi kualitas air dan memuculkan bibit penyakit bagi manusia serta menyebabkan kematian banyak biota sungai.
Selain limbah industri dan rumah tangga, sumber lain yang menyebabkan pencemaran Sungai Gajah Wong adalah penambangan pasir. Aktivitas warga di pinggir sungai ini bisa menimbulkan bau tak sedap karena pasir yang ditambang akan mengedap.
Limbah industri ini berasal dari Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Masing-masing wilayah menyumbangkan limbah sendiri-sendiri. Kabupaten Sleman menyumbangkan pertanian, perkebunan dan peternakan. Kota Yogyakarta menyumbangkan limbah rumah tangga dan industri. Kabupaten Bantul menyumbangkan limbah pabrik dan rumah tangga.
Tercemarnya Sungai Gajah Wong berdampak pada kualitas air berbau busuk sehingga mengancam kesehatan manusia, dan kepunahan anekaragam biota. Dampak bagi masyarakat di bantaran sungai adalah bisa menyebabkan penyakit serius.
Biomonitoring kualitas sungai adalah pemantauan kualitas sungai secara biologis dapat dilakukan dengan cara melihat respon daripada bioindikator yang ada di air. Teknik ini meliputi proses pengumpulan organisme indikator, analisis fisik dan kimia. Selain itu, dasar yang dipakai dalam biomonitoring ini adalah ilmu ekosistem untuk mengetahui kondisi lingkungan. Teknik biomonitoring ini bisa mengurangi pencemaran dan masuknya limbah di badan Sungai Gajah Wong.
Ada beberapa strategi untuk mengurangi pencemaran air di Sungai Gajah Wong. Pertama, masyarakat dan industri perlu mengolah air limbah sebelum masuk sungai menggunakan teknik IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) komunal. IPAL ini bisa menetralisasikan kualitas air dengan melewati tiga tahap yaitu primary treatment, secondary treatment dan tertiary treatment.
Kedua, pembentukan bank sampah. Hal ini dimaksudkan masyarakat tidak membuang sampah sembarang dan untuk mencegah sampah masuk ke badan sungai. Ketiga, perlu pembuatan Ruang Terbuka Hijau yang bertujuan untuk menghijaukan daerah sekitar sungai. Keempat, Program Kali Bersih (Prokasih) yang bertujuan untuk pengendalian pencemaran lingkungan di daerah aliran sungai agar kualitas air sungai meningkat.