
WATES, JOGNEWS.COM -- Dua Perpustakaan Desa Kulonprogo berhasil masuk lima besar terbaik tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kedua Perpustakaan Desa tersebut adalah “Sari Ilmu” Desa Sukoreno Kapanewon Sentolo, dan “Swa Pustaka” Desa Hargorejo Kapanewon Kokap.
Hal tersebut diumumkan Sarwono, SIP, MA Ketua Tim Juri Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah DIY di Komplek Balai Desa Sukoreno, Kapanewon Sentolo Kabupaten Kulonprogo Jumat (19/6/2020). Perpustakaan Sari Ilmu menempati urutan terbaik keempat, dan Swa Pustaka menempati urutan terbaik kelima. Sedang urutan pertama ditempati Bali Pintar Desa Pengkol Gunungkidul, kedua PENA Desa Sumberharjo Sleman, dan ketiga Sendang Kamulyan Desa Dlingo Bantul.
Menurut Drs. R. Agus Santoso, MA, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kulonprogo lomba perpustakaan desa ini bertujuan memicu dan mamacu pengelola untuk berbuat lebih baik lagi dalam melayani masyarakat. “Hal yang dinilai meliputi faktor kelembagaannya, apakah ini betul-betul dari desa atau dari bupati. Kemudian sarana dan prasarananya, manfaat bagi masyarakat, kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat,” kata Agus Santoso.
Sementara Wakil Bupati Kulonprogo, Fajar Gegana mengatakan kedua perpustakaan tersebut merupakan Juara I dan II Lomba Perpustakaan Kalurahan Tingkat Kabupaten Kulonprogo Tahun 2020. “Lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan ini, dapat meningkatkan dan memasyarakatkan kebiasaan dan budaya membaca di semua lapisan masyarakat,” kata Fajar Gegana.
Lebih lanjut Fajar mengatakan saat ini Kabupaten Kulonprogo memiliki 87 Kalurahan (desa) dan 1 kelurahan yang seluruhnya memiliki perpustakaan. Sedangkan total jumlah perpustakaan desa di Kabupaten Kulonprogo sebanyak 92 unit tersebar di 87 Kalurahan (desa) dan 1 Kelurahan Wates.
“Fenomena ini terjadi karena ada beberapa Kalurahan (desa) yang memiliki lebih dari 1 (satu) unit perpustakaan. Hal ini merupakan pertanda adanya semangat dan antusiasme yang relative tinggi terhadap pengembangan lembaga perpustakaan Kalurahan (desa) dengan membuat cabang di tingkat pedukuhan,” jelas Fajar Gegana.
Fajar menambahkan di era sekarang ini Perpustakaan Kalurahan (Desa) dan Kelurahan sudah bertransformasi menjadi perpustakaan yang berbasis inklusi sosial. Sebab perpustakaan berperan memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya. “Mereka dengan melihat keragaman budaya, kemauan menerima perubahan, serta menawarkan kesempatan berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya,” tandasnya.
Penulis : G. Ramadhan
Editor : Heri Purwata